Bagaimana kami bisa membantu hari ini?
Daftar Isi
< Seluruh Topik
Cetak

Digital Entreprenership dan Inovasi

Pengembangan Digital Entreprenership

Model dan pengembangan Digital Entreprenership
Tujuan pengembangan Digital-Enterpreneurship yaitu memberikan pembelajaran lebih optimal bagi enterprneurship. Pada dasarnya konsep Digital-Enterpreneurship ini didasari oleh kompentensi 4 C (Communication, Colaboration, Critical Thinking, dan Creativity)

Digital Entreprenership dan Inovasi
Sumber si.unism.ac.id

Bagaimana Entrepreneurship dengan “Gig-Economy”

Enterpreneurship dengan Gig-Economy yaitu melonjaknya pekerjaan-pekerjaan kontrak dalam jumlah banyak dan besar mengakibatkan bahwa pekerja gig-economy itu tidak bisa disebut Karyawan, karena mereka bekerja dibawah kontrak dengan perusahaan dan mengerjakan proyeknya secara mandiri. Munculnya gig –economy itu karna dunia kerja yang terus mengalami transformasi pesat berkat perkembangan internet sebagai data untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan kontrak jangka pendek saat ini amat sangat mudah dicari misal contoh : perusahaan startup untuk edit video atau web progamming. Atau missal pembuatan website dengan pihak ketiga.

Menarik : Rancangan Usaha Entreprenership

Bagaimana Entrepreneurship dalam “Sharing-Economy”

Pengembangan kewirausahaan menggunakan Sharing-Economy maksudnya adalah didasarkan pada berbagi, saling tukar menukar dan berkolaborasi. Contoh: Toko buku sharing dengan platform media nya misal Shopee Tokopedia Lazada , lalu tukang ojek atau driver taxi, dia bisa sharing dengan grab atau gojek. Atau bisa juga dengan jasa pengiriman barang dengan penjual

Tentang Perencanaan Usaha di Era Industri 4.0 & Pandemi Covid 19

Perencanaan usaha pada era pandemic covid ini harus sangat berhati hati, kita harus melihat bagaimana kondisi saat pandemic, dan memperkirakan apa yang akan terjadi saat pandemic covid ini telah usai.

Perencanaan usaha dalam era pandemic covid kita harus melihat dari lingkungan, faktor eksternal, regulasi pemerintah, serta kebutuhan pasar, setelah semua itu dianalisis, maka kita bisa menentukan target market, target wilayah, target konsumen, target pendistribusian.
Tentunya dengan mempertimbangkan dan menganalisis dengan seksama, baik itu dari luar, maupun dari dalam, apakah internal kita bisa menjalankannya saat pandemic dan menentukan rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang.

INTRAPRENEURSHIPS (Kewirausahaan Korporasi) & Inovasi

Menurut Skinner SJ & Ivancevich JM, Intrapreneurship didefinisikan sebagai
• Seorang wirausaha yang dipekerjakan oleh sebuah perusahaan dan didorong untuk menjadi inovatif dan kreatif”
• Seseorang dengan karakteristik kewirausahaan yang bekerja di dalam perusahaan besar.”
• Biasanya ditemukan di perusahaan yang mendorong eksperimen, mentolerir kegagalan, mengakui kesuksesan, dan berbagi kekayaan”.
Seorang intreprenership sangat memiliki motivasi tinggi dalam bidangnya, dia dapat memunculkan inovasi dan kreatifitas dalam sebuah perusahaan, dia dapat memunculkan ide ide baru, atau dapat membangun bisnis baru dalam sebuah perusahaan dengan inovasi yang dia miliki, serta terdorong dari faktor lingkungan eksternal, internal dan juga motivasi yang ada dalam dirinya. Berikut penjelasan darimana muncul sifat intreprenership dalam organisasi

SEKTOR PUBLIK

  • Structure/ Formalization
  • Decision-Making/ Control
  • Rewards/ Motivation
  • Culture
  • Risk-Taking
  • Proactivity

KEWIRAUSAHAAN CORPORATE

  • Inovation
  • Lingkungan Internal
  • Political
  • Munificence
  • Change

KINERJA

  • GROWTH
  • DEVELOPMENT
  • PRODUCTIVITY

Model ini menggabungkan kewirausahaan dalam perusahaan dan dua anteseden (sektor organisasi publik dan lingkungan eksternal) dan dampaknya baik secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja organisasi.

Struktur atau formalisasi , pengambilan keputusan / pengendalian, penghargaan / motivasi, budaya, pengambilan resiko dan keproaktifan sangatlah mempengaruhi kinerja seseorang sedangkan budaya itu dapat menjadi pendukung kewirausahaan korporasi dan di sisi lain dapat juga menjadi sebuah hambatan / tantangan sebuah kinerja organisasi.

Berbagai teori Clayton Christensen tentang inovasi

Teori inovasi dari clayton cristensen ialah Disruptif Inovation, yang artinya inovasi yang mengganggu,vinovasi yang menjadi ancaman, inovasi yang akan merusak pasar, saat ini banyak terjadi seperti ini, khususnya pada era digital, banyak inovasi yang mengganggu dan merusak pasar, misalnya tadi ojek online, ini adalah salah satu inovasi yang mengganggu dan merusak pasar, bayangkan saja, pada saat semuanya manual, ojek ojek pangkalan lalu datanglah sebuah inovasi digital online yaitu ojek online, kemunculan dari inovasi ojek online ini sangat mengancam para ojek ojek pangkalan, dan saat tekenal masyarakat akan memilih ojek online karena sangat dimudahkan dari segi pemesanan dan harga pun sudah ditentukan di awal dan relative murah, hal ini akan mengancam pasar ojek pangkalan dan menjatuhkan pasar ojek pangkalan serta lama kelamaan mereka akan tiada dalam persaingan transportasi,

contohnya blue bird yang dahulu tidak online kalah saing dengan gocar, dan akhirnya merekapun sedikit tenggelam, itu terjadi karena disruption inovasi, inovasi yang mengancam pasar pasar yang telah berjalan, dan dapat mengungguli pasar baru serta menciptakan pasar baru, semuanya diperbaharui, saat ini masuk pada era digitalisasi 4.0

Menarik : Kiat Sukses Dalam Berbisnis

Model Makro dan Mikro antara ENTREPRENEURSHIP dan Inovasi

Model Makro

  • Pendorong Inovasi, Inovasi merupakan suatu tindakan untuk menanggapi tantangan lingkungan atau memanfaatkan kesempatan dimasa yang akan dating. Dalam membuat suatu inovasi bergantung pada kebutuhan masyarakat, oleh karena itu sebelum melakukan inovasi dilakukan identifikasi terlebih dahulu.
  • Proses Inovasi, Inovasi memiliki beberapa tahap, diawali dengan penemuan ide lalu mencari oengakuan dan kesempatan, setelah itu masuk kepadafase aplikasi yang merupakan tahap pengembangan ide selanjutnya.
  • Perkembangan yang cepat menitikberatkan pada lama waktu yang digunakan untuk melakukan inovasi dimulai dari tahapan penemuan ide hingga komersialisasi produk, semakin cepat terjadinya proses inovasi maka semakin cepat inovasi yang berbeda.

Model Mikro

Dukungan perusahaan dapat berupa, proses strategis, system, keahlian, struktur, fungsi dan proses, sumber daya, dukungan manajemen senior, pemikir yang kreatif memiliki input sebagai tahapan awal dalam pembentukan inovasi.

Penciptaan Perusahaan yang Inovatif

Penciptaan perusahaan yang inovatif berawal dari budaya dalam organisasi itu sendiri, dari kebudayaan intraprenership di dalam organisasi itu sendiri, serta dari SDM nya bertumbuh dan berkembang dalam perusahaan. Bagaimana cara menciptakan perusahaan yang inovatif?

Tentunya dengan menciptakan budaya intraprenership dalam suatu organisasi, memulai dari hal hal kecil, jangan abaikan hal hal kecil, memiliki motivasi tinggi, memiliki pandangan yang luas, mempertimbangkan kejadian yang sedang terjadi, melihat masa depan (visioner).

Menciptakan budaya intraprenership dalam sebuah organisasi dapat dimulai dari meningkatkan motivasi setiap individu dalam organisasi, melakukan pelatihan pelatihan, serta pembelajaran yang terus menerus tiada henti, guna untuk mengembangkan pikiran dan juga melihat masalah yang lebih luas lagi, mempertahankan komunikasi antar sesame, dan juga saling mendukung dalam sebuah perusahaan.

Dalam hal ini perusahaan pun juga harus mendorong para karyawan untuk menciptakan perusahaan yang inovatif, mulai dari pengetahuan visi misi perusahaan, motivasi intrinsic, dorongan dari perusahaan, menciptakan gap kinerja, mengembangkan kemampuan perusahaan, berusaha untuk focus pada tantangan eksternal, membuat komunikasi terbuka.

Teori DISRUPTIVE INNOVATION: 10 BUSINESS MODEL dari Vinckier & Pethegem

10 Model Bisnis yang Sangat Mengganggu

  1. Model Berlangganan (Netflix, Dollar Shave Club, Apple Music) Mengganggu melalui “lock-in” dengan mengambil produk atau layanan yang secara tradisional dibeli secara ad hoc, dan lock-in repeat custom dengan membebankan biaya berlangganan untuk akses lanjutan ke produk/jasa
  2. Model Freemium (Spotify, LinkedIn, Dropbox) Mengganggu melalui pengambilan sampel digital, di mana pengguna membayar layanan atau produk dasar dengan data atau ‘bola mata’ mereka, bukan uang, dan kemudian membebankan biaya untuk meningkatkan ke penawaran penuh. Bekerja di mana biaya marjinal untuk unit ekstra dan distribusi lebih rendah daripada pendapatan iklan atau penjualan data pribadi
  3. Model Gratis (Google, Facebook) Mengganggu dengan model ‘jika-Anda-tidak-membayar-untuk-produk-Anda-produk’ yang melibatkan penjualan data pribadi atau ‘bola mata iklan’ yang dipanen dengan menawarkan konsumen produk atau layanan ‘gratis’ yang menangkap data/perhatian mereka
  4. Model Marketplace (eBay, iTunes, App Store, Uber, AirBnB) Mengganggu penyediaan pasar digital yang menyatukan pembeli dan penjual secara langsung, dengan imbalan biaya atau komisi transaksi atau penempatan
  5. Model Access-over-Ownership (Zipcar, Peerbuy, AirBnB) Mengganggu dengan menyediakan akses sementara ke barang dan jasa yang biasanya hanya tersedia melalui pembelian. Termasuk pengganggu ‘Ekonomi Berbagi’, yang mengambil komisi dari orang-orang yang memonetisasi aset mereka (rumah, mobil, modal) dengan meminjamkannya kepada ‘peminjam’
  6. Model Hypermarket (Amazon, Apple) Diganggu oleh ‘bom merek’ menggunakan kekuatan dan skala pasar semata-mata untuk menghancurkan persaingan, seringkali dengan menjual di bawah harga pokok
  7. Model Pengalaman (Tesla, Apple) Mengganggu dengan memberikan pengalaman superior, di mana orang bersedia membayar
  8. Model Piramida (Amazon, Microsoft, Dropbox) Mengganggu dengan merekrut pasukan pengecer dan afiliasi yang sering kali dibayar dengan model komisi saja
  9. Model Sesuai Permintaan (Uber, Operator, Taskrabbit) Mengganggu dengan memonetisasi waktu dan menjual akses instan dengan harga premium. Termasuk mengambil komisi dari orang yang punya uang tapi tidak punya waktu yang membayar barang dan jasa yang dikirimkan atau dipenuhi oleh orang yang punya waktu tapi tidak punya uang
  10. Model Ekosistem (Apple, Google) Mengganggu dengan menjual rangkaian produk dan layanan yang saling terkait dan saling bergantung yang nilainya meningkat seiring semakin banyak yang dibeli. Menciptakan ketergantungan konsumen.

Bagaimana hubungan Entrepreneurship dan Intraprenuership dengan berkembangnya banyak Corporate University terutama di era Industry 4.0

Hubungan entreprenership dan intraprenership dalam era industry 4.0 sangat berhubungan, atau bisa dibilang beririsan, pada entreprenership dan intraprenership memiliki beberapa sifat yang sama, mereka sama sama memiliki sifat inovasi dan kreatif, dalam era 4.0, mereka ini sangat dibutuhkan untuk melihat perkembangan dan melihat peluang yang akan terjadi dalam perubahan era 4.0, cuman bedanya, kalu entreprenership dia berinovasi dengan sebagai pembisnis atau pemilik perusahaan dan menggunakan modalnyanya sendiri, lalu jika intraprenership dia berinovasi dan berkreatifitas di dalam bisnis seseorang yang tidak menggunakan modalnya sendiri.

Keduanya sangat dibutuhkan dalam perkembangan era 4.0, mereka akan melihat kesempatan dimana teknologi memiliki banyak peluang bisnis di dalamnya, dan ini akan terjadi yang Namanya disruption innovation yang dikemukakan oleh clayton cristensen, mereka akan menyesuaikan pasar dan juga akan mengganggu pasar dengan inovasi inovasi yang baru untuk kebutuhan pasar pada era 4.0.

Menarik : SDM UNGGUL SDM ENTREPRENERSHIP ERA 4.0

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

Masuk

Daftar

Setel Ulang Kata Sandi

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email, anda akan menerima tautan untuk membuat kata sandi baru melalui email.