Buku Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia

Sampaikan saya mantra daya pikat cinta Ahei dan Ashima,
maka kutaklukkan penghambat semua rupa
supaya sampai cintaku kepadanya.
***
Dewa dan Ra ialah busur dan anak panah.
Ke-2 nya mempunyai sasaran yang serupa, sebuah titik namanya istana cinta.
Tetapi arah angin mengganti Dewa.
Sebagai busur, ia pilih targetnya sendiri dan biarkan anak panah melejit tanpa daya.
Sebagai lelaki penggemar mitologi, Zhongwen seperti kesatria tanpa kuda.
Sikapnya sopan dan perangainya gagah, tetapi jalannya tidak pasti arah.
Ia memburu sampai negeri jauh untuk cari Tuhan sekalian mendapati Asma, anak panah yang mampu menjatuhkan tembok besar yang membentengi hatinya.
Dan di mana Ra saat dalam kegamangan Asma mencari Tembok China, menginjakkan kaki di penyemayaman prajurit Terakota dan menelusuri dunia dongeng sang elok Ashima dari Yunnan?
Dua nama, satu cinta.
Ra yang menyampakkan Dewa.
Asma yang berusaha lupakan lelaki berahang kokoh yang sembunyi-sembunyi menyembahnya.
Bersama, mereka coba mengalahkan takdir yang tiba menegur.
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
No ISBN : 9786029055252
Tebal : 360 Halaman
Sampul : Soft Cover
Ulasan Buku Assalamualaikum Beijing :
Yang saya sukai dari buku ini ialah diksinya, pada tiap quote pada awal, pada tiap narasi, pada tiap scene, pada.. keseluruhnya buku. Expected sebagai novel yang dicatat oleh salah satunya penulis ternama Indonesia, Asma Nadia.
Saya sukai langkah penulis menerangkan ketakutan Asma (figur khusus) merajut jalinan. Menurutku, penulis betul-betul ekspresikan pertimbangan mayoritas muslimah berhijab.
Saya suka juga langkah penulis memvisualisasikan jika satu kekeliruan besar tidak bisa demikian saja dimaafkan. Berapa kerap juga kamu mohon maaf. Hati yang dikhianati memang nyaris tidak mungkin bisa sembuh.
Tetapi yang paling saya sukai ialah scene di halaman 288. Dapat disebut, jika bukan lantaran halaman 288, saya akan memberi bintang 3 untuk novel ini. Saya terusik dengan gurauan yang mendadak datang secara enteng di tengah pilihan kata yang ‘serius’. Rasanya ganjil.
Tetapi halaman 288 sukses membuatku kaget dan memberi bintang 4.
Quote favorite: “Bila tidak kau dapatkan cintamu, diamkan cinta yang mendapatimu.”
Oh, ada lagi satu yang saya sukai.. langkah Zhongwen mengutarakan cintanya pada Asma:
“Let’s slowly grow old together.”
Menurutku, itu kedengar lebih ikhlas dan simpel, dibanding pengucapan cinta yang lain.
P.S. Dari halaman 203-204 di novel ini, saya baru mengetahui jika adat love lock (dogma kunci gembok cinta: tuliskan nama di kunci gembok lalu menggemboknya di beberapa tempat tertentu untuk memperoleh cinta yang abadi) itu berada di mana saja. Sejauh ini saya hanya tahu di Pont Des Arts (jembatan di atas Sungai Seine, Paris) dan di Menara Tokyo.
Komentar