Budaya Organisasi Kewirausahaan
Budaya Intraprenership
Definisi Budaya Organisasi
Budaya adalah apa yang dipelajari oleh suatu kelompok saat memecahkan masalah, bertahan dalam lingkungan eksternal dan integrasi (Schein, 1990). Budaya mempengaruhi ide, nilai, dan perilaku orang.
Menarik : Enterprenership Competitive Advantage
Kebudayaan tidak diwariskan secara genetik, dan tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu dalam anggota masyarakat (Hall 1976, hal. 16). Hofstede (1980, hal. 21-23) mendefinisikan budaya sebagai pemrograman kolektif dari pikiran yang membedakan anggota satu kelompok dari kelompok lainnya. Konsep budaya organisasi menjadi perhatian bagi kalangan akademisi dan praktisi.

Menurut Schein (1990), budaya organisasi merupakan:
- Suatu pola dasar asumsi;
- Ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok;
- Sebagai pembelajaran inegrasi internal dan adaptasi eksternal;
- Harus diajakan ke anggota baru;
- Cara yang benar untuk melihat, bepikir, dan merasakan suatu masalah
Dimensi-Dimensi Dasar Budaya Organisasi
- Hubungan organisasi terhadap lingkungan
- ktivitas manusia
- Realitas dan kebenaran
- Waktu
- Sifat alami manusia
- Hubungan antar manusia
- Keseragaman vs keanekaragaman
Membangun Budaya Positif Dalam Intraprenuership
Budaya memengaruhi cara kita berpikir, apa yang kita lakukan bagaimana kita bekerja, dan apa yang dapat diterima di lingkungan perusahaan. Budaya adalah salah satu kunci yang menarik karyawan pada kesetiaan terhadap organisasi. Budaya dalam organisasi akan membentuk dan mempengaruhi karakter karyawan di semua level.
Budaya positif akan menciptakan karakter yang positif dan sebaliknya budaya negatif akan membentuk karakter karyawan dan suasana kerja yang tidak kondusif.
Menarik : Digital Entreprenership dan Inovasi
Salah satu alasan banyak orang memilih untuk bekerja dalam sebuah organisasi adalah karena nilai-nilai seperti kejujuran, rasa kebanggaan, dan kemerdekaan positif untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Alasan organisasi harus berbudaya adalah untuk menyeimbangkan unsur-unsur nilai yang ada dalam setiap level organisasi sehingga budaya bukanlah sesuatu yang dapat diciptakan secara dadakan akan tetapi sudah melekat dalam organisasi.
Nilai budaya harus ditumbuhkembangkan dengan cara yang benar untuk memastikan bahwa apa yang tumbuh bukanlah suatu penyimpangan.
Dalam organisasi, manajemen level atas seharusnya memperlakukan karyawan level dibawahnya dengan layak sehingga mereka termotivasi untuk memberikan kontribusi bagi organisasi.
Berdasarkan situs entrepreneurship.org, terdapat tiga aturan untuk mempertahankan budaya dalam kewirausahaan korporasi, antara lain:
- Membiarkan kelompok kerja membangun sendiri budaya mereka sehingga mereka dapat bertumbuh bersama dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
- Atasan ikut berpartisipasi, tanpa ikut mengontrol sehingga budaya dapat berkembang tanpa campur tangan atasan.
- Jangan melupakan hal-hal kecil, karena pa budaya terdiri dari tindakan-tindakan kecil.
pada dasarnya Dengan meninjau sifat-sifat budaya perusahaan, intrapreneur dapat lebih menilai status organisasi saat ini dengan tujuan untuk memodifikasi atau menghilangkan bagian-bagian yang disfungsional atau tidak praktis, kemudian menggantinya dengan kualitas yang akan meningkatkan lingkungan kerja, produktivitas, dan kepuasan karyawan.
FAKTOR-FAKTOR BUDAYA INTRAPRENUERSHIP
Dalam organisasi dengan kwirausahaan korporasi, inisiatif karyawan dihasilkan dari sebuah adanya motivasi (intrinsic need) dan juga dorongan dari luar yaitu budaya organisasi yang bersifat kewirausahaan (extrinsic stimuli).
Menarik : Kiat Sukses Dalam Berbisnis
Budaya organisasi yang menghasilkan kewirausahaan korporasi yang kreatif mendorong karyawan berkomunikasi lintas area dan level manajemen, menciptakan tim kerja dari divisi atau lingkungan luar yang berbeda, menadorong pengambilan keputusan dari semua level dan bahkan dari level yang paling bawah, dan memberikan alternatif keputusan bagi tim kerja sehingga tidak terhambat oleh keterbatasan sumber daya (Dehghan & Mohamadali, 2008)
Jika suatu perusahaan memiliki budaya dan struktur yang tidak cocok dengan proses kewirausahaan , maka perusahaan tersebut akan sulit bertahan.
Budaya dalam berorganisasi telah menjadi salah satu faktor penting dalam model-model kewirausahaan korporasi pada sektor publik. Budaya organisasi telah dipertimbangkan sebagai faktor yang berpengaruh dalam mempromosikan dan mengembangkan kewirausahaan korporasi.
Knight and Legge and Hindle menyatakan bahwa manajemen kewirausahaan yang efektif itu berasal dari bagaimana pengelolaan suatu budaya dalam organisasi tersebut misal : semua pihak menajemen perusahaan atau organisasi memandang semua staff itu sebagai intrapreneurship , memuji kegagalannya, serta berusaha membantu menyediakan mekanisme pemeriksaan serta memfasilitasi munculnya sebuah proses inovatif.
Kearney mengajukan model kewirausahaan korporasi untuk sektor publik yakni menganggap bahwa budaya menjadi salah satu unsur internal yang dapat mempengaruhi kewirausahaa korporasi dan kinerja perusahaan sektor publik.
Pada teori expectancy oleh Vroom (1964) karyawan itu akan berkontribusi jika mereka percaya bahwa upaya tersebut akan menghasilkan sesuatu yang baik dan akan menerima imbalan sesuai dengan harapan dan sistem nilai yang ada pada perusahaan tersebut. Dalam hal ini usaha individual akan menentukan reward yang akan diterima dan reward nya ini merupakan tujuan dan motivasi dari masing-masing individu tersebut.
Komponen-Komponen Budaya Intraprenuership
CORNWALL and PERIMAN (1990) PETERS (1997)
- Resiko Mendengarkan
- Perolehan Penghargaan Merangkul Perubahan
- Etika Integritas,Kredibilitas,Kepercayaan Fokus pada Konsumen
- Orang Integeritas Total
- Komitmen Secara Emosional Kesempurnaan
- Kerja itu Menyenangkan Melibatkan Setiap Orang Dalam segala hal
- Pemberdayaan Kepemimpinan oleh Perusahaan Percobaan
- Kemenangan Nilai Inovasi dengan Cepat
- Perhatian terhadap detail, orang, struktur dan Proses Permulaan Kecil dan Kegagalan Lebih Awal
- Keterbukaan Manajemen
- Efisiensi dan Efektivitas Akuntabilitas
TIMMONS (1999)
- Kejelasan dan Struktur Yang Baik
- Standar Tinggi dan Tekanan Untuk Unggul
- Komitmen
- Tanggung Jawab
- Pengakuan
- Setia Kawan
Perbedaan Antara Adaptor dan Inovator Dalam Management Intraprenuership.
In problem defining
Dalam melihat masalah seseorang adaptor cenderung membatasi masalah tersebut agar tidak meluas ke bagian yang lain. Adaptor berusaha untuk efisien Innovator memandang permasalahan sebagai hal yang biasa terjadi, lalu mereka berusaha untuk melakukan redefine terhadap permasalahan yang ada. Innovator tidak memnetinghkjan efisiensi jangka pendek, namun lebih mengutamakan untuk keuntungan dijangka Panjang.
In solution generating
Adaptor lebih memilih untuk menciptakan solusi yangb dapat diterima oleh masyarakat umum. Adaptor lebih percaya diri dalam mengimplementasiukan solusi secara efektif, dari pada harus berbelit-belit menemukan hal-hal breakthrough. Innovator menghasilkan banhyak ide, beberapa ide yang cocok dan bisa diterapkan, namun juga terdapat beberapa ide yang lain tidak bisa diterapkan. Ide solusi dari seseorang innovator merupakan solusi dengan melakukan hal yang berbeda dari biasanya.
In organization
Adaptor lebih suka lingkungan yang terstruktur dan kebijakan yang sudah ada. Adaptor mengalami kesulitan jika ada perubahan baik internal dan eksternal. Innovator lebih menyukai struktur yang tidak kaku. Innovator memanfaatkan sumber daya yang ada di perusahaan untuk membentuk struktur atau kebijakan baru. Hal ini tentu memiliki resiko yang sangat besar. Disinilah peran innovator saat menghadapi masa masa kritis atau perubahan yang radikal.
Penelitian Keterkaitan Praktik SDM Intraprenuership.
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Sang M. Lee, Marta Peris-Ortiz dan Rafael Ferna’ndes-Guerrero (2011) Corporate entrepreneurship and human resource management: theoretical background and a case study Kerangka teoritis yang menggabungkan kewirausahaan korporasi dengan kebijakan SDM
A’ngeles Montoro-Sa’nchez dan Domingo Ribeiro Soriano (2011) Human Resource management and corporate entrepreneurship Berbagai factor manajemen SDM dari perilaku kewirausahaan dan pengaruhnya terhadap kewirausahaan korporasi
Menarik : SDM UNGGUL SDM ENTREPRENERSHIP ERA 4.0
Gary J. Castrogiovanni, David Urbano dan Joaqui’n Loras (2011) Linking corporate entrepreneurship and human resource management in SMEs Pembentukan hubungan pribadi dan pengembagan komunikasi terbuka antara pemilik/manajer dan karyawan, dan di antara karyawan sendiri, dapat membantu menjelaskan dinamika perilaku kewirausahaan dalam perusahaan
Marta Peris-Ortiz (2009) An analytical model for human resource management as an enable for organizational renewal: a framework for corporate entrepreneurship Instrumen yang memungkinkan untuk efisiensi pengelolaan pekerjaan adalah sama seperti yang diperlukan untuk kewirausahaan korporasi dan bagaimana efisiensi pengelolaan pekerjaan merupakan prasyarat dan sebuah pendukung dari kegiatan wirausaha
Michael H Morris dan Foard F Jones (1995) Relationships among Environmental Turbulance, Human Resource Management, and Corporate Entrepreneurship Hubungan antara 8 dimensi praktik Manajemen SDM dengan kewirausahaan korporasi
Fungsi dan Aktivitas Management SDM Intraprenuership
Fungsi Management SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.
Fungsi SDM di dalam korporasi saat ini telah mengalami perubahan yang fundamental dalam dekade terkahir. Pada awalnya, fungsi SDM berkaitan dengan administrasi gaji karyawan, memberlakukan aturan dan prosedur-prosedur seperti penerimaan karyawan, promosi, maupun PHK (pemutusan hubungan kerja).
Secara umum, Manajemen SDM memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi manajerial, fungsi operasional, dan fungsi penasihat. Berikut ini uraian dari setiap fungsi tersebut:
Aktifitas Manajemen SDM
Manajemen SDM secara umum memiliki berbagai aktivitas, diantaranya adalah rekruitmen, pelatihan, kompensasi, tenaga kerja dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut diatur dalam 5 (lima) kategori umum aktivitas manajemen sumber daya manusia.
Kategori ini merupakan inti dari manajemen sumber daya manusia yang memiliki implikasi strategis yang sangat penting. Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam kategori tersebut menurut Moris, Kuratko dan Covin (2008) yaitu :
- Perencanaan dan perancangan kerja
- Rekrutmen dan seleksi calon karyawan
- Pelatihan dan pengembangan karyawan
- Evaluasi kinerja karyawan
- Kompensasi dan penghargaan karyawan
Peran Management SDM Dalam Intraprenuership
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam kewirausahaan koprorasi memiliki peran yang sangat penting dalam membantu perkembangannya. Peran fungsi SDM adalah memampukan organisasi mencapai tujuan-tujuannya dengan mengambil inisiatif dengan menyediakan pedoman dan dukungan bagi hal-hal yang berhubungan dengan karyawan.
Setiap korporasi atau suatu organisasi memiliki strategi yang berbeda untuk mencapai tujuannya, dibutuhkan karakteristik, perilaku karyawan yang berbeda mulai dari pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
Menurut Ulrich (1997a) salah satu peran utama manajemen SDM adalah sebagai agen perubahan, memberikan transformasi organisaional dan perubahan budaya.
Manajemen SDM Strategis lebih banyak berbicara tentang mengelola perubahan selama proses implementasi dan membuat rencana-rencana jangka panjang.
Kesuksesan pengembangan karyawan korporasi menurut Schuler (1986) dipengaruhi oleh karyawan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Perilaku kreatif dan inovatif
- Berani mengambil risiko
- Berorientasi jangka panjang
- Fokus pada hasil
- Fleksibel terhadap perubahan
- Dapat bekerja sama
- Mandiri
- Toleransi terhadap ambiguitas
- Bertanggung jawab
Menurut Montoro-Sa’nchez dan Soriano (2011), Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran yang penting terhadap kewirausahaan koorporasi yaitu :
- Sebagai pendorong atau penghambat kewirausahaan korporasi sekaligus menjadi bagian penting dari transfer pengetahuan dalam korporasi.
Sedangkan menurut Keating dan Olivares (2007), peran penting SDM terhadap kewirausahaan korporasi adalah : - Sebagai seseorang yang mempunyai kuasa dan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan pertumbuhan suatu korporasi.
Dalam dunia usaha, organisasi atau korporasi, pengetahuan merupakan suatu kebutuhan dasar bagi tiap korporasi agar dapat bertahan dan berkembang di dunia bisnis yang semakin kompetitif. Korporasi akan berhubungan dengan pengetahuan sepanjang waktu yang dapat diperoleh melaui proses belajar dimulai dari individu kemudian ditransfer kepada organisasi.
Menurut Montoro-Sa;nchez dan Soriano (2011), relevansi praktik manajemen SDM sebagai elemen kunci pengembangan kewirausahaan korporasi, dengan demikian memfasilitasi sikap wirausaha setiap karyawan, terutama inovasi.
Peran manajemen SDM terhadap kewirausahaan korporasi sebagai berikut :
- Manajemen SDM sangat penting bagi kesuksesan suatu wirausaha, sehingga harus fokus dalam membangun hubungan antar karyawan seperti melakukan penyesuaian individu karyawan dengan situasi pekerjaan, (Marina Dabic, Maria Ortiz-de-Urbina-Criado dan Ana M. Romero Marti’nez, 2011)
- Praktik SDM meningkatkan jiwa kewirausahaan karyawan yang dapat menyebabkan munculnya kewirausahaan korporasi, (Gary Gastrogiovanni, David Urbano dan Joaqui’n Loras, 2011)
- Praktik SDM merupakan sebuah instrumen yang sangat diperlukan bagi kewirausahaan korporasi, (Sang M. Lee, Peris-Ortiz dan Rafael Ferna’ndez-Guerrero, 2011)
- Faktor-faktor manajemen SDm sebagai suatu faktor yang menciptakan inovasi, memiliki pengaruh terhadap kesuksesan wirausaha kecil dan menengah, (Fernando Paris Bonel, Carlos Rueda, Armengot dan Miguel Angel Galindo Marti’n, 2011)
- Sistem kompensasi dan penghargaan berkaitan dengan kreatifitas karyawan yang dapat mengembangkan kewirausahaan korporasi, (Yu Zhou, Yingying Zhang dan A’ngeles Montoro-Sa’nchez, 2011)
- Dari sudut pandang manajemen SDM, kemunculan wirausaha wanita sangat penting bagi perekonomian, (Helena Kno’’ff, 2011)
- Peran SDM sebagai elemen paling penting yang mampu memperlancar transfer inter-organnisasional, (Mari’a del Mar, Benavides-Espinosa dan Salvador Roig Dobo’n, 2011)
- SDM harus mengambil perspektiflebih strategis untuk menemukan cara meningkatkan hubungan dengan pelanggan serta mengembangkan semangat kewirausahaan, (Anthony K.P. Wensley, Juan Gabriel Cegarra-Navarro, Gabriel Cepeda-Carrio’n dan Antonio Genaro Leal Milla’n, 2011)
Hubungan antara manajemen SDM dengan kewirausahaan korporasi dapat selalu berkembang sehingga dibutuhkan strategi dalam setiap korporasi yang pasti akan berbeda sehingga memerlukan karyawan yang berbeda juga berdasarkan karakteristik dan perilakunya.
Kewirausahaan korporasi menjadi sangat penting dengan adanya praktik manajemen SDM. Sehingga fungsi Manajemen SDM menjadi sangat penting dan lebih strategis dalam pengembangan kewirausahaan korporasi.
Komentar